Bagian terakhir dari perikop kali ini berisi sebuah doa
pemberkatan dari Paulus kepada jemaat di Tesalonika. Paulus mendoakan jemaat
Tesalonika agar dapat bertumbuh dalam kasih satu sama lain sebagaimana Paulus
mengasihi mereka agar dapat hidup tanpa cela di hadapan Allah Bapa dan Kristus
pada saat kedatangan Kristus kedua kali. Paulus mengaitkan antara kasih satu
sama lain dan hidup tanpa cela di hadapan Allah. Paulus hendak menyambungkan
benang merah diantara kedua hal ini.
Pertama-tama Paulus berdoa agar jemaat Tesalonika memiliki
kasih seperti kasih Paulus kepada mereka. Seperti yang sebelumnya telah
dibahas, kasih Paulus kepada jemaat Tesalonika begitu nyata. Namun kasih yang
nyata ini bukan sekadar kasih manusia biasa, melainkan kasih Agape yang
mencerminkan kasih Allah terhadap umatNya. Kasih sepert ini jugalah yang Paulus
harapkan agar jemaat Tesalonika bertumbuh di dalamnya. Kasih seperti ini hanya
dapat ditumbuhkan dalam Kristus saja.
Paulus lalu mengaitkan kasih Agape antar sesama umat Tuhan
sebagai cara untuk hidup tidak bercacat. Hal ini berbicara bahwa komunitas
gereja sejati yang saling mengasihi haruslah saling menjaga satu sama lain.
Ketika ada orang yang sedang jatuh, kita sebagai kesatuan gereja harus membantu
orang tersebut, bukannya mengucilkan dan meninggalkannya dalam kegelapan. Gereja
dipanggil sebagai sebuah komunitas agar dapat saling menguatkan dan bukan
saling menjatuhkan satu sama lain.
Kiranya kita dalam sebuah komunitas orang yang terpilih boleh
memiliki kasih yang merefleksikan kasih Allah terhadap kita kepada orang-orang
disekitar kita. Agar boleh kita menaytakan Kristus dan juga menjaga satu sama
lain agar dapat hidup tidak bercacat dan menjadi persembahan yang tidak bercela
bagi Allah.
Comments
Post a Comment