Setelah Paulus menjelaskan mengenai apa yang dilarang Tuhan,
maka Paulus melanjutkan dengan hal yang harus dilakukan oleh jemaat Tesalonika,
yaitu saling mengasihi sesama saudara seiman. Namun Paulus mengatakan bahwa
surat tidak dapat mengajarkan kasih kepada mereka. Hanya melalui Tuhan saja,
kasih sejati dapat dirasakan dan dipelajari.
Di sini Paulus menjelaskan bahwa kasih yang sejati adalah
sesuatu yang hanya dapat dirasakan dalam relasi dengan Tuhan saja. Kita mungkin
mengenal kasih yang lain seperti kasih antara ibu dan anak, kasih antara
saudara, kasih antara sepasang kekasih, namun semua itu pun jika merupakan
kasih yang kudus hanya merupakan refleksi kasih yang sejati dari Tuhan kita
saja. Kasih-kasih semu yang lainnya dari dunia sudah pasti bukanlah kasih yang
sejati.
Hal ini juga secara tidak langsung menyatakan bahwa kasih
yang di luar Allah adalah kasih yang tidak akan memuaskan kita. Blaise Pascal
mengatakan bahwa ada suatu lubang dalam hati kita dimana hanya Tuhan yang dapat
mengisinya. Hal ini sinkron dengan perkataan Paulus yang satu ini. Manusia dicipta
untuk meresponi Allah, maka akan selalu ada yang kurang dalam hidup kita jika
kita tidak meresponi Allah, terutama dalam kasihNya, karena Alkitab berkata
bahwa Allah adalah kasih itu sendiri!
Kiranya kita mencari pengisi hati kita yang benar. Sehingga
hidup kita boleh berisi akan hal-hal yang seharusnya berisi dan dari sana
dapat bertindak sesuai dengan rancangan
kita dicipta.
Comments
Post a Comment