Dalam perikop ini, Paulus menjelaskan bagaimana menjalankan
hidup yang berkenan pada Tuhan. Paulus pertama-tama menekankan bahwa yang akan
ia katakan bukanlah hal yang baru, melainkan hal yang sebenarnya sudah
dilakukan oleh jemaat di Tesalonika, namun Paulus menyatakan bahwa ia mendorong
agar jemaat Tesalonika melakukan hal-hal tersebut lebih sering lagi. Hal ini
ditekankan pada pembukaan oleh Paulus karena tidak ada kata cukup dalam menghidupi
kehidupan yang benar dalam mengikut Kristus. Kita harus terus berusaha agar
dapat hidup seperti teladan kita Kristus.
Kemudian Paulus melanjutkan dengan menyatakan bahwa hidup
kita haruslah melalui penyucian terus menerus (sanctification), agar hidup kita dapat menjadi semakin serupa
dengan Kristus. Dalam aspek penyucian ini, Paulus menjabarkan lebih lanjut
dengan memberikan contoh-contoh hal yang harus dilakukan seperti mengendalikan
nafsu. Paulus juga tidak lupa menyebutkan alasan mengapa kita harus hidup suci.
Ia mengatakan bahwa kita harus hidup suci karena memang kita dipanggil untuk
menjadi suci seperti Allah kita yang menjadi peta dan teladan kita sebagai
ciptaan.
Kemudian perikop ini ditutup dengan penjelasan Paulus
mengenai kasih untuk sesama manusia. Paulus menekankan kembali bahwa kasih
horizontal antara sesama manusia pasti tidak akan beres jika tidak berasal dari
sumber kasih yang sejati yaitu Allah. Hanya Allah saja yang dapat mengajarkan
bagaimana kasih yang sejati itu. Juga Paulus kembali mengatakan agar melakukan
kasih ini lebih sering lagi, karena mengasihi tidak ada batasnya karena Allah
adalah kasih itu sendiri.
Kiranya kita semua boleh menjadi anak-anak Tuhan yang berjalan
juga di jalan yang Dia inginkan. Sehingga hidup kita ini dapat digunakanNya
untuk menggenapi rencana-rencanaNya yang mulia.
Gambar diambil dari: http://www.backtoclassics.com/images/pics/ilsodoma/ilsodoma_theroadtocalvary.jpg
Comments
Post a Comment