Pada perikop ini Paulus baru masuk ke jawaban dari masalah
yang sedang dialami oleh jemaat di Tesalonika. Pada awal introduksi ke surat
ini, sudah dibahas bahwa masalah yang dialami oleh jemaat Tesalonika adalah
kebingungan mereka bahwa mereka kebingungan dengan rekan mereka yang meninggal akan
menuju kemana. Untuk menjawab itu, Paulus menyatakan agar jemaat di Tesalonika
jangan sama seperti orang yang tidak percaya yang tidak memiliki pengharapan.
Karena kita percaya kepada Kristus yang mati dan bangkit mengalahkan maut, maka
melalui Dia juga yang mati di bumi ini akan dibangkitkan nanti.
Paulus ingin menyampaikan harapan dari karya keselamatan Kristus
bagi jemaat di Tesalonika. Jemaat yang tadinya bingung itu menerima kepastian
dan jaminan dari Kristus yang mereka percayai telah mati untuk mereka dan orang
yang telah meninggal tersebut. Dengan adanya harapan ini, maka mereka tidak
perlu lagi khawatir akan apa yang terjadi nantinya, karena semua itu sudah
dijamin oleh Kristus ketika mereka menerimaNya sebagi Juru Selamat mereka.
Hal ini juga merupakan harapan bagi kita semua umat Kristen
yang percaya akan Kristus yang sama. Segala kekhawatiran kita mengenai apa yang
terjadi setelah kita mati seharusnya bukanlah menjadi kekhawatiran kita, karena
sama seperti jemaat di Tesalonika dan juga Paulus, kita percaya pada Yesus yang
sama yang mati dan bangkit dari kematian mengalahkan maut dan juga akan
janjiNya pada Yohanes 3:16.
Oleh sebab itu, mari kita sekalian umat Kristen tidak lagi
khawatir akan hari-hari akhir kita, melainkan fokus pada apa yang dapat kita
lakukan di dunia ini untukNya. Agar boleh hidup kita yang satu kali ini saja
dapat kita gunakan untuk memuliakan Dia.
Gambar diambil dari: http://news.jeebboo.com/wp-content/uploads/clouds.jpg
Comments
Post a Comment