Paulus melanjutkan suratnya dengan meyakinkan lagi bahwa
jemaat yang sudah meninggal dan yang belum meninggal waktu itu akan bersatu di
Sorga. Kemudian Paulus menyatakan agar perkataan mengenai akhir zaman ini boleh
digunakan untuk saling menguatkan satu sama lain dalam jemaat Tesalonika.
Surat ini Paulus kirimkan dengan isi seperti ini memang
untuk mengatasi masalah yang berada di jemaat Tesalonika yang spesifik. Paulus
menjelaskan dengan jelas mengenai jawaban dari pertanyaan yang menghantui
jemaat di Tesalonika. Namun pada akhir dari perikop ini, Paulus menambahkan
sebuah kata agar isi surat ini digunakan untuk menguatkan satu sama lain. Hal
ini memberikan sebuah penekanan yang baru.
Dalam saling menguatkan ada 2 elemen penting: Firman dan
saling menguatkan. Unsur Firman ini berarti bahwa dasar untuk menguatkan satu
sama lain tetaplah Firman Allah. Tanpa dasar yang benar ini, tidak aka nada yang
bisa dibangun. Unsur kedua yang menarik adalah kata SALING. Hal ini berarti menguatkan
ini harus melibatkan 2 orang atau lebih di dalamnya. Ini berarti bahwa jemaat
haruslah berinteraksi satu sama lain dan membangun satu sama lain dengan dasar
Firman. Hal ini sudah jarang terlihat dalam gereja-gereja pada zaman ini,
terutama pada gereja-gereja yang sudah memiliki jemaat yang banyak. Jemaat pada
gereja yang besar cenderung sudah tidak lagi mengenal satu sama lain dan hanya berinteraksi
dengan kelompok-kelompok tertentu.
Pernyataan Paulus ini menyadarkan kita bahwa hidup dalam
jemaat Kristen tidak bisa demikian. Kita harus berinteraksi satu sama lain
dengan dasar Firman. Hanya dengan demikian suatu jemaat benar-benar dapat
bersatu dan bertumbuh bersama. Kiranya Tuhan memberkati kita agar kita boleh
bersekutu dengan benar dengan jemaat seiman.
Comments
Post a Comment