Paulus menutup perikop kali ini kembali
dengan sebuah ajakan untuk saling menguatakan satu dengan yang lain. Hal ini kembali
Paulus munculkan setelah sepanjang surat ini Paulus munculkan berkali-kali.
Dari sini kita bisa melihat betapa penting suatu poin ini dalam hidup
keKristenan.
Sebagai umat Kristen yang dipanggil Tuhan
sebagai suatu komunitas, adalah sebuah panggilan kita juga bahwa kita harus
saling mendukung dan menopang satu sama lain. Hidup kekristenan tidak akan
pernah dapat dipisahkan dari kehidupan bergereja dimana gereja adalah
perkumpulan umat Tuhan yang bersatu. Sebagai suatu gereja Tuhan, jemaat
Tesalonika sempat terbingungkan mengenai bagaimana kehidupan setelah kematian.
Melalui ajakan ini, Paulus kembali menarik jemaat Tesalonika untuk kembali
bersatu dan mengesampingkan masalah mengenai kehidupan setelah kematian dan
menggantinya dengan bagaimana seseorang harus saling mensupport satu sama lain
sebagai bagian dari tubuh Kristus.
Sayangnya banyak gereja pada zaman ini
telah kehilangan fokus utama ini juga. Gereja bukan menjadi tempat dimana
anggotanya saling membangun satu sama lain, melainkan masing-masing berusaha
memperoleh apa yang mereka inginkan. Bahkan pada gereja yang memiliki doktrin
benar, kesatuan dalam saling membangun belum tentu ada pada gereja tersebut.
Namun sebagai anggota dalam gereja lokal kita masing-masing, adalah tugas kita untuk
menjadi individu yang tidak hanya ingin tumbuh sendiri, namun bertumbuh
bersama-sama anggota gereja kita.
Kiranya kita boleh menjadi anggota gereja
yang tidak mementingkan kepentingan diri namun mementingkan pertumbuhan gereja
Tuhan sebagai suatu kelompok. Saling mendukung satu sama lain dan terus
mengingat untuk melakukannya terus-menerus. Sehingga gereja boleh bertumbuh dan
namaNya dipermuliakan di dunia ini.
Comments
Post a Comment