Paulus melanjutkan perikop ini dengan
mengajak jemaat Tesalonika untuk menghardik yang tidak disiplin dengan tanggung
jawab mereka, memberi semangat yang kecil hati karena aniaya dan membantu mereka
yang lemah. Terlebih dari itu, Paulus mengingatkan mereka agar melakukannya
dengan kesabaran.
Dalam bagian ini, Paulus kembali menyatakan
keperluan jemaat untuk saling mendukung satu sama lain yang dalam kesusahan.
Bentuk mendukung ini dapat berupa hal yang menghibur seperi memberi semangat,
namun juga dapat datang dalam bentuk yang menyakitkan seperti mendisiplin orang
lain. Namun tujuan dari semua hal ini adalah satu: agar jemaat Tuhan dididik
menjadi suatu kesatuan yang suci seperti Kristus.
Namun Paulus juga secara tidak langsung
mengingatkan bahwa ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Ia menyatakan bahwa
dibutuhkan kesabaran dalam menjalani hal ini. Sebagai salah satu rasa dari 9
rasa buah Roh yang ada di suratnya kepada jemaat di Galatia, kesabaran adalah
hal yang esensial dalam keKristenan. Mendidik suatu gereja untuk dapat bersatu menjadi
satu tanpa mengkompromikan merupakan pejalanan yang panjang dan bukan hanya
itu, sering kali terdapat banyak konflik. Oleh sebab kesabaran adalah hal yang
sangat esensial di dalam tugas ini agar kita dapat bertahan hingga akhir.
Kiranya ktia boleh membangun satu sama lain
dalam komunitas Kristen kita dengan sabar, agar kita bertahan sampai akhir dan
dapat menyaksikan kebesaran Tuhan melalui pekerjaan yang sudah kita lakukan
sebelumnya. Sehingga hidup yang satu kali ini saja boleh menjadi persembahan
hidup yang harus bagi Allah.
Gambar diambil dari: http://mikesaturday.net/wp-content/uploads/2013/08/patience-is-a-virtue.jpg
Comments
Post a Comment