Pada bagian selanjutnya, Paulus menyatakan
kepada jemaat di Tesalonika bahwa mereka janganlah ada diantara mereka yang
membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan lebih giat melakukan kebaikan
kepada satu sama lain. Ini merupakan sebuah peringatan bagi seluruh orang Kristen
agar orang menunjukkan kasih yang diterima dari Kristus kepada orang-orang
lain.
Manusia yang pertama kali menciptakan hukum
tertulis adalah hukum yang tertulis pada kodek Hamurabi. Pada kodek Hamurabi,
tertulis hukum timbal balik yang terkenal, “Mata ganti mata, gigi ganti gigi.” Manusia yang tidak mengenal Kristus dan
kasihNya bagi kita, tidak memiliki modal untuk membalas perbuatan jahat orang
dengan kasih. Oleh sebab itu manusia hanya mampu membuat hukum membalas
kejahatan dengan hal yang setimpal.
Namun kita yang sudah mengalami kasih
Kristus memiliki modal mengasihi orang lain. Seperti yang Kristus katakan agar
kita bukan membalas orang yang menampar kita, justru kita diminta memberikan
pipi kita yang sebelah untuk ditampar. Padahal menurut adat Yahudi pada waktu
itu, tamparan dengan belakang tangan itu merupakan sesuatu hal yang memalukan
sekali. Sebagai orang Kristen, kita tidak dituntut untuk membalas dendam, itu
bukan bagian kita. Tugas kita adalah merefleksikan kasih yang sudah terlebih
dahulu kita terima kepada orang di luar sana agar mereka mengenal kasih Allah sang
pencipta.
Kiranya kita boleh mengasihi orang yang
berbuat jahat kepada kita agar orang tersebut dan orang-orang lainnya juga
dapat melihat kasih sejati yang kita terima dari Kristus. Sehingga hidup kita
boleh menjadi teladan Kristus di dunia ini.
Comments
Post a Comment