Kehendak Tuhan yang disampaikan melalui
Paulus selanjutnya adalah doa. Paulus berkata agar kita tak henti-hentinya
berdoa. Disebutnya doa setelah bersuka cita bukan merupakan kebetulan. Karena
setelah bersuka cita, maka doa merupakan ciri khas orang Kristen selanjutnya.
Semua agama memiliki kesamaan dalam fakta
bahwa setiap agama memiliki suatu kegiatan untuk berkomunikasi dengan tuhan
mereka. Namun ada beberapa perbedaan esensial dari doa dalam keKristenan dan di
agama lain. Perbedaan ini ada banyak, namun kali ini titik berat pembahasan aka
nada pada dua hal berikut: tujuan berdoa dan kepada siapa berdoa.
Pertama, jika dilihat dari sisi tujuan
berkomunikasi, dalam agama lain, doa merupakan usaha manusia untuk dapat
berkomunikasi dengan tuhan mereka. Namun dalam Kristen, maka doa adalah sebuah
anugerah yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia berdosa untuk dapat
berkomunikasi dengan Dia agar manusia lebih mengenal diriNya. Secara tidak
langsung, maka hal ini membuat tujuan dari berdoa berbeda sekali. Pada agama
lain, doa merupakan sebuah usaha, ibarat kita sedang mengajukan sebuah barang
kepada seseorang berharap dengan barang yang kita berikan maka orang tersebut
akan senang pada kita dan lebih membela kita. Di sisi lain keKristenan dimulai
dengan diberikannya barang tersebut oleh Tuhan kepada manusia, sehingga tujuan
berkomunikasi bukan untuk menunjukkan apa yang kita punya, melainkan bersyukur
atas apa yang Tuhan sudah berikan terlebih dahulu.
Kedua, dalam Alkitab hanya diajarkan dua
tujuan doa kita, yaitu Allah Bapa dan Allah Anak. Hal ini menjadi pembeda yang
jelas dengan agama lain. Agama lain berdoa kepada manusia atau sosok benda mati
yang tidak berpribadi. Sebaliknya, pada keKristenan kita berdoa kepada Allah pencipta
kita yang sudah memilih dan menyelamatkan kita sejak dunia belum dijadikan. Ini
menjadi ciri khas dari doa Kristen yang tidak dimiliki agama lainnya. Karena
kita berkomunikasi langsung dengan pribadi abadi yang menciptakan kita.
Oleh sebab itu, kiranya kita boleh berdoa
dengan tekun dan tidak ada habis-habisnya seperti kata Paulus kepada jemaat di
Tesalonika. Agar kita boleh terus berelasi dengan Allah sehingga kita lebih
mengenal Dia dan mengasihi Dia.
Comments
Post a Comment