Bagian kedua di penutup surat kepada jemaat
Tesalonika ini adalah sebuah jaminan yang Paulus berikan untuk mengukuhkan iman
jemaat di Tesalonika. Paulus menyatakan, bahwa Dia, yang memanggil mereka
setia, akan melakukannya juga. Hal ini menjadi pegangan bagi jemaat Tesalonika
dan bahkan kita yang ada di zaman ini. Karena Tuhan kita adalah Allah yang
setia kepada janjiNya. Dia bukan Tuhan yang menuntut umatNya untuk setia
sementara Dia menelantarkan umatNya.
Pada masa surat ini ditulis, kekristenan
mengalami kesulitan yang begitu besar. Mengaku bahwa Kristus adalah Raja dan
Juruselamat dapat membuat nyawa kita melayang. Kesulitan ini terjadi juga
dengan jemaat di Tesalonika. Ditambah lagi mereka yang sedang diragukan
mengenai kemana mereka akan pergi setelah kematian tiba. Gabungan kedua hal
tersebut membuat jemaat Tesalonika mulai meragukan akan kasih setia Allah
kepada mereka. Mereka mulai meragukan apakah kesetiaan mereka kepada Allah
melalui Kristus adalah hal yang benar-benar berarti dan tidak sia-sia. Oleh
sebab itu Paulus menegaskan, bahwa Tuhan yang meminta kita setia sudah pasti
akan setia juga kepada janjiNya pada umatNya.
Pertanyaan yang sebenarnya bukanlah apakah
Tuhan akan setia kepada kita, namun apakah kita akan setia terus kepada Tuhan? Karena
pada hakekatnya, Tuhan tidak memerlukan kita, atau bahkan tidak memiliki
keharusan untuk Dia menyelamatkan kita. Jadi ketika Allah itu setia, maka Dia
setia pada diriNya yang sempurna oleh karena kasihNya. Sebaliknya, manusia adalah
mahluk ciptaan yang tidak layak diselamatkan, namun masih dikasihani oleh
Allah. Sebagai umat yang dipilih oleh Tuhan, kita harus merefleksikan diri
terus, apakah kita sudah setia kepadaNya? Banyak hal dalam dunia ini yang akan
terus menggoda kita untuk mejauh dari Kristus. Tantangan kita sebagai umat
percaya adalah menerobos cobaan tersebut dan keluar sebagai pemenang dengan
terus percaya, setia dan bergantung kepada Allah saja. Karena tidak mungkin
manusia berdosa memiliki keinginan untuk setia kepada Allah, hanya dalam
pimpinan Roh Kuduslah kesetiaan itu bisa ada.
Kiranya kita boleh meneladani Kristus yang
telah taat dan setia kepada Allah Bapa sepanjang hidupnya. Rela menderita dan
mati di kayu salib demi setia kepada Allah Bapa. Agar hidup kita boleh diubah
oleh hikmatNya untuk lebih lagi dapat dipakai untuk menghadirkan kerajaanNya di
dunia ini.
Gambar diambil dari: http://31.media.tumblr.com/728d8f7fc816c8c830e6cf2aa85be2ea/tumblr_mued97smQu1sue8cpo1_r1_500.jpg
Comments
Post a Comment