Paulus
memulai bagian ini dengan menyatakan kepada jemaat di Tesalonika bahwa bukti
keadilan Allah yang benar adanya bahwa kita boleh mungkin dipertimbangkan untuk
mendapatkan kerajaan Sorga yang untuknya mereka dianiaya. Hal ini memiliki
implikasi dua hal: Pertama adalah bahwa penderitaan bukan merupakan kepastian
bahwa kita menjadi orang dipilih dan yang kedua adalah fakta bahwa walaupun yang
menyelamatkan tetap iman kita, namun kondisi penyiksaan menjadi suatu indicator
yang dapat menyatakan bahwa kita akan diterima di Sorga atau tidak.
Sering kali
kita merasa bahwa kita sudah sangat menderita bagi Kristus. Kita merasa diri
kita sudahlah menjadi orang yang paling sulit hidupnya di dunia ini hingga kita
layak membanggakan diri karena bertahan dalam penderitaan tersebut. Selain
bahwa anugerah Tuhanlah yang memampukan kita sehingga kita tidak layak
membanggakan diri, ada juga aspek dimana kita memutarbalikkan pernyataan bahwa
pengikut Kristus haruslah memikul salib, sehingga ketika kita merasa menderita,
kita merasa memikkul salib dan mengikut Kristus. Kenyataannya tidaklah selalu
demikian. Banyak penderitaan yang sebenarnya merupakan kesalahan kita sendiri
dan bukan keinginan Kristus untuk kita alami. Sebagai contoh, penderitaan
bangsa Israel di padang gurun bukanlah karena mereka setia kepada Allah,
melainkan justru karena mereka menentang Allah.
Namun hal
yang menjadi penghiburan bagi kita yang menderita bagi Kristus adalah, walau
penderitaan tersebut bukanlah menjadi kepastian kita diselamatkan, namun Paulus
menyatakan bahwa hal tersebut jika benar penderitaan yang dikehendak Allah,
maka kita akan menerima penghargaan Allah. Hal ini menjadi penghiburan bagi
ktia yang dengan tulus menyelidiki hati dalam penderitaan dan tidak menemukan
dosa dalam diri kita, karena memang cobaan yang menimpa kita tersebut adalah
cobaan yang memang dikehendaki Allah untuk kita lalui bersamaNya.
Kiranya
kita terus menyelidiki diri kita jika kita berada dalam penderitaan. Kita harus
bertanya pada diri kita sendiri apakah penderitaan ini dikarenakan dosa yang kita
lakukan, atau memang kehendak Allah agar kita dapat bergumul mengenalNya lebih
lagi? Jika yang terjadi adalah kita memang ternyata berdosa, kita harus cepat
minta ampun dan segera bertobat. Namun jika yang terjadi adalah pilihan yang lainnya,
maka kita harus meminta kekuatan kepada Tuhan untuk dapat melalui tantangan
yang Dia berikan kepada kita dan dapat menerima pelajaran yang Dia kehendaki
untuk pelajari melalui pergumulan tersebut.
Gambar diambil dari: http://media.salemwebnetwork.com/cms/blog/2467094/cross-carrying.jpg
Comments
Post a Comment