Konsep surga dan neraka sudah ditanamkan
pada benak seseorang sejak masih belia. Kita selalu disuguhkan konsep surga yang
positif dan neraka yang negatif. Jika tidak mengajarkan anak kita dengan benar,
biasanya akan timbul konsep bahwa mereka yang berbuat baik akan masuk ke surga
yang indah, sedangkan mereka yang berbuat nakal/jahat akan masuk ke neraka yang
menyeramkan dan penuh siksaan. Sebenarnya konsep ini bermaksud baik ketika
diberitahukan kepada seorang anak yang masih kecil. Hal ini bertujuan untuk
sekadar membuat anak tersebut memiliki keinginan berbuat baik dan meninggalkan
perbuatan nakal. Namun apakah ini cukup?
Dengan konsep yang terpatrikan pada pikiran
kita seperti ini, dengan automatis seseorang ketika ditanya, “Pilih masuk surga
atau neraka?” Orang tersebut pasti akan tanpa pikir panjang menjawab, “Surga!”
Jawaban ini akan kita dengar dari semua orang dari segala usia, latar belakang,
pendidikan bahkan agama. Karena sebagai manusia yang dapat dikatakan ‘waras’,
tidak akan ada seorangpun yang lebih memilih penderitaan jika dibandingkan dengan
hal yang baik seperti surga. Semua manusia tentu menginginkan hal yang nyaman
dan hal ini bukanlah hal yang salah.
Masalah
utama yang akan dibahas adalah ketidaksadaran orang ketika menjawab bahwa ia
ingin masuk surga. Apakah ketidaksadaran ini? Ketidaksadaran ini dibagi menjadi
dua hal yaitu tidak sadar akan jalan menuju ke surga dan seperti apakah surga
itu.
Orang yang dengan refleks mengatakan bahwa
ia memilih surga dari neraka tanpa pengertian yang benar, melupakan bahwa jalan
menuju ke surga itu tidak sembarangan. Bahkan dalam konsep sederhana baik dan
buruk, jelas bahwa surga adalah ‘hadiah’ bagi mereka yang hidup melakukan kebaikan.
Jadi jika seseorang ingin masuk surga, maka hiduplah dengan baik. Celakanya
konsep baik ini pada zaman postmodern sudah kacau balau. Semua orang menganggap
kebenaran mereka sendirilah yang benar dan alhasil semua merasa bahwa mereka
layak masuk surga. Apa kata Alkitab mengenai hal ini?
Yesus dengan jelas menyatakan bahwa ialah
jalan keselamatan satu-satunya menuju Allah Bapa dan Dia juga mengatakan bahwa pintu
yang benar itu sesak dan jalannya sempit. Tidak pernah sekalipun dalam Alkitab
menyatakan bahwa hidup mengikut Yesus adalah hal yang mudah. Banyak orang yang
menganggap kekristenan sebagai agama yang terlalu mudah karena untuk
diselamatkan hanya perlu percaya kepada Kristus saja. Namun disinilah letak
kejatuhan manusia. Justru telah dibuktikan bahwa hal yang paling sulit untuk
manusia lakukan adalah percaya dan menyerahkan diri sepenuhnya dalam tangan
Allah. Karena manusia selalu akan merasa tidak aman jika tidak memiliki pijakan
apapun. Kristus mengatakan bahwa untuk mengikutNya, kita perlu meninggalkan
seluruh hidup kita yang lama dan baru setelah itu mengikut Dia. Tanpa
penyerahan diri yang total, tidaklah mungkin bagi kita untuk mengikuti Kristus
dan masuk ke surga.
Hal kedua yang lebih fatal orang salah
mengerti adalah bagaimana surga itu akan berbentuk. Saya sungguh terheran-heran
jika mendengar seorang yang kerjaannya ke club malam, mabuk-mabukan dan hidup
sesuka hati mengatakan bahwa ia ingin masuk surga. Mengapa? Karena di surga
tidak akan ada hal-hal seperti itu! Kebayakan orang tidak sadar konsep surga
yang sebenarnya ketika menyatakan bahwa mereka ingin pergi ke surga. Mereka hanya
menginginkan hal baik dari surga, tanpa mengingat apa itu baik sebenarnya.
Paling tidak ada konsep bahwa surga adalah tempat suci dimana Allah berada.
Apakah mereka berharap bertemu Allah yang suci dan hidup disana untuk selamanya
padahal kebaktian 2 jam pun kadang tidak tahan.
Alkitab menggambarkan surga sebagai
persekutuan yang sempurna dengan Allah sang pencipta kita. Persekutuan ini
berarti bahwa kita akan secara langsung merasakan kemuliaan Allah yang tidak
mungkin dirasakan oleh manusia berdosa. JIka kita mengingat Musa ketika ia
meminta Tuhan menunjukkan kemuliaanNya kepada dirinya, maka Tuhan membatasi
kemuliaanNya yang dapat dilihat oleh Musa. Musa harus sembunyi di balik batu
dan Allah menutup Musa dengan tanganNya agar tidak melihat wajahNya. Hal ini
dilakukan oleh Allah karena jika Musa yang begitu setia kepadaNya pun tetaplah
manusia berdosa yang akan binasa jikalau diperhadapkan dengan kemuliaan Allah.
Jika kita lihat dari sisi yang benar ini, maka sudah pasti orang-orang yang
dalam dunia tidak mencari Allah tidak dapat masuk ke surga. Jika dengan suatu
cara dapat masuk pun, orang tersebut tidak akan mampu bertahan selama kekekalan
di surga.
Di sisi lain, jika kita mengartikan keadaan
di surga sebagai keadaan dimana Allah itu absen, maka akan kita dapat melihat
suatu ekstrapolasi yang menarik. Jika neraka adalah tempat dimana Allah absen,
bagaimana jika kondisi di neraka adalah kondisi yang sama persis dengan dunia
ini, namun tidak ada Allah di sana, akankah manusia ingin berada di sana? Saya cukup
yakin bahwa banyak sekali orang yang menginginkan tempat seperti itu. Dimana
tidak lagi ada suatu pribadi yang berkuasa dan menentukan mana yang benar dan
mana yang salah. Semuanya dapat kita lakukan berdasarkan keinginan kita secara mutlak
karena tidak ada pribadi yang mengontrol lagi. Namun ketika mereka benar-benar
berada di tempat tersebut, mereka baru akan mengerti betapa besar anugerah Allah
yang menopang dunia tempat kita berada sekarang.
Jika dunia ini tidak ditopang oleh Allah
dan Allah tidak hadir, maka sudah dapat dipastikan dunia ini akan kacau balau.
Tidak ada hukum alam yang teratur, semua akan berubah-ubah tanpa ketetapan.
Semua orang akan liar seperti binatang dan tidak lagi ada yang bertindak baik
sama sekali. Ketika anugerah Tuhan dicabutNya dari dunia ini, dunia ini tidak akan
mengenal kasih yang menjadi kebutuhan semua orang. Tidak ada lagi hati nurani
untuk berbuat baik secara natural, yang ada hanyalah dosa, dosa dan dosa.
Maka sebagai orang Kristen yang masih hidup
sekarang ini, kita pertama-tama haruslah bersyukur kepada Tuhan karena kita
masih diberikan kesempatan untuk hidup di dunia yang masih ditopang ini, masih
diberi kesempatan untuk mengenal Tuhan kita. Ketika Tuhan menghadirkan konteks
bagi kita yaitu untuk hidup di dunia yang sudah jatuh dalam dosa ini, kita
harus meresponi panggilanNya dengan benar. Bukan dengan mengejar berkat dan
anugerah Tuhan agar hidup kita menjadi lebih lancar atau sukses, melainkan bagaimana
kita menempatkan Tuhan kita sebagai pusat dari hidup kita.
Sebagai orang Kristen kita tidak dituntut
untuk mengejar surga. Surga hanyalah salah satu
bentuk perwujudan persekutuan dengan Tuhan yang sempurna. Yang
seharusnya kita kejar dalam dunia ini adalah Tuhan kita sendiri. Bagaimana kita
bisa berkenan bagiNya, bagaimana kita dapat dipakaiNya, bagaimana kerajaanNya
hadir di dunia ini, bagaimana kehendakNya dapat dinyatakan di dunia ini, bagaimana
dapat hidup suci seperti Dia, semua hal inilah yang seharusnya menjadi tempat
mata kita memandang selama berada di dunia ini.
Mari kita sebagai orang Kristen, yang telah
ditebus oleh Kristus di atas kayu salib, boleh menghidupi hidup ini dengan
lebih serius lagi. Melayangkan pandangan kita pada apa yang seharusnya kita
kejar dan terus mengejar hal tersebut sampai Tuhan menyatakan bahwa sudah
saatnya kembali bersekutu denganNya di surga nanti.
Soli Deo Gloria!
Gambar diambil dari :http://fc07.deviantart.net/fs71/i/2012/032/f/6/hell_or_heaven__by_yongl-d4lkj73.png
Comments
Post a Comment