Paulus pada
perikop ini kembali mengucapkan syukurnya kepada Tuhan karena Tuhan telah
memilih jemaat Tesalonika agar mereka dapat berubah menjadi umatNya yang diselamatkan.
Terlebih lagi Paulus menyatakan bahwa jemaat Tesalonika adalah jemaat yang
termasuk paling awal diselamatkan oleh Roh Kudus yang menyucikan mereka dan
membuat mereka dapat percaya kepada kebenaran.
Titik berat
pernyataan syukur Paulus ini terletak pada bagian ketika Tuhan memilih jemaat
Tesalonika untuk diselamatkan dari kebinasaan. Pentingnya fakta bahwa jemaat
Tesalonika dan juga kita sebagai manusia berdosa dipilih oleh Tuhan untuk dapat
mengenalNya yang suci sering sekali kita lupakan. Banyak dari manusia sudah
menganggap hal tersebut sesuatu yang lumrah dan bukan hal yang luar biasa.
Namun jika kita melihat kebelakang lagi dan mengingat kembali momen dimana kita
mengenal Tuhan pertama kalinya, kita harusnya mengerti betapa kita dianugerahi
sesuatu yang luar biasa.
Allah
sebagai pencipta kita adalah Allah yang absolut. Dia berhak memiliki kehendak
apapun dan apapun kehendakNya merupakan kebenaran yang tidak dapat diganggu
gugat. Terlebih lagi, Dia adalah Allah yang adil dan tidak dapat mentolerir
sedikitpun pribadi yang bersalah kepadaNya. Adam dan Hawa dapat dikatakan ‘hanya’
memakan sebuah buah yang bahkan mungkin tidak sampai habis memakan buah
tersebut, namun Allah menghukum bukan hanya mereka berdua, namun seluruh umat
manusia yang lahir ke dunia ini. Hal ini mendemonstrasikan Allah kita yang berhak
murka karena ketidaktaatan manusia kepadaNya. Ketika manusia jatuh dalam dosa,
Allah tidak memiliki sedikitpun kewajiban untuk menyelamatkan kita. Namun
karena kasihNya yang absolut juga kepada manusia ciptaanNya, Dia mengaruniakan
AnakNya untuk datang ke dunia ini dan mati untuk menyelamatkan mereka yang
dipilihNya untuk percaya kepadaNya sebagai Juru Selamat.
Fakta ini
saja seharusnya membuat kita sadar betul bahwa hidup kita yang sudah
diselamatkan memiliki tujuan yang pasti. Alhasil kita harus bergerak menuju
tujuan yang Tuhan tetapkan bagi kita, yaitu memuliakan diriNya. Jika masih ada
diantara kita yang bertanya mengapa? Jawabannya adalah sesederhana bahwa Dia yang
absolut sudah memilih untuk mengasihi kita yang telah berdosa kepadaNya. Adakah
anugerah ataupun mujizat yang lebih besar dari ini?
Kiranya
hidup kita boleh dikaji ulang sekali lagi ketika kita berhubungan dengan Tuhan.
Mari kita ingat kasihNya yang begitu besar dengan memilih kita untuk
diselamatkan melalui pengorbanan AnakNya. Agar hidup kita boleh kembali ke
jalur yang benar yaitu memuliakan Tuhan kita saja.
Comments
Post a Comment