Paulus melanjutkan
kembali suratnya dengan memberi wejangan kepada jemaat di Tesalonika agar
berdiri teguh dan memegang tradisi mereka (yang merupakan tradisi Kristen) yang
sudah diajarkan oleh Paulus secara lisan maupun melalui surat.
Bangsa Yahudi
merupakan bangsa yang cukup kuat memegang tradisi mereka. Dari generasi ke
generasi cerita tentang YHWH yang membebaskan mereka dari blenggu Mesir terus
diwariskan ke anak orang Yahudi. Ini yang menyebabkan orang Israel yang ada di
pembuangan Babel pun masih dapat mengingat Yerusalem walaupun tidak pernah
melihat Yerusalem. Namun tradisi yang Paulus maksud disini lebih dari sekadar
tradisi Yahudi, melainkan tradisi Kristen yang berbasiskan Injil Kristus.
Tradisi ini tentu tidak lahir dengan begitu saja, perlu ada pengkabaran Injil
yang intensif dan pemeliharaan agar sebuah tradisi Kristen yang Paulus ucapkan
dapat bertumbuh. Namun kendalanya adalah tradisi ini mulai digerogoti oleh
guru-guru palsu disana.
Hal serupa terjadi di
dunia kita sekarang. Tradisi gereja dan kekristenan yang begitu diperjuangkan
oleh para reformator pelan-pelan berguguran seiring zaman. Walau Tuhan terus
menjaga benang merah InjilNya yang sejati sepanjang zaman, namun tidak dapat
dipungkiri bahwa dunia ini semakin lama semakin meninggalkan jalur kebenaran.
Disinilah ajaran turun temurun itu menjadi sangat penting. Bagaimana seorang
anak sudah dididik sejak masih dini dalam ajaran Kristen menjadi dasar yang
krusial dalam perjalanan iman seseorang. Walaupun tidak ada kepastian bahwa seseorang
tersebut akan diselamatkan atau tidak, namaun paling tidak, sebagai orang tua,
kita sudah melakukan apa yang bisa dilakukan.
Paulus menyatakan
pentingnya tradisi Kristen yang terus diingat dan terus dijaga oleh sebuah umat
Kristen. Sebagai umat Kristen, mari kita ingat terus tradisi iman Kristen yang
sudah diturunkan dari bapa-bapa gereja sampai ke kita sekarang. Terus teguh
memegangnya walaupun dunia sekitar kita akan berusaha meraupnya dari kita.
Namun kita harus terus teguh mempertahankan iman kita. Oleh sebab itu, mari
kita belajar Firman dengan baik. Agar setiap perang dapat kita lalui dengan
setiap Firman yang Dia perlengkapkan ke kita sebagai prajuritNya.
Gambar diambil dari: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHtc8I6aTxfZwe3Z_EdQu8SK2goZcvDz9MMWiu0Z6NqQBEV1bIfIpC7aE-qDdu6djHEh8RZjiawQxQ6Wtk1yHZCOaK7EtT3B1cOV3b_rVKllg83tPa40UCoQmD13GGHh6lGtgX2U2jdwXh/s1600/Gathering_of_the_Manna.jpg
Comments
Post a Comment