Kesimpulan Surat Titus

Surat Paulus kepada Titus ini merupakan surat yang pada latar belakangnya bertujuan untuk membimbing Titus, murid dari Paulus yang ditinggalkan Paulus di Kreta untuk dapat membimbing gereja yang ada di Kreta. Jemaat Kreta adalah jemaat yang baik, namun pada waktu surat ini ditulis, jemaat di Kreta sedang mengalami serangan dari guru-guru palsu yang menyebarkan ajaran yang berbeda dengan apa yang diajarkan oleh Paulus dahulu. Surat ini memberikan pada Titus instruksi akan apa yang harus ia lakukan untuk menghalau guru-guru palsu tersebut.

Pertama, Paulus meminta Titus untuk segera mengangkat penatua untuk jemaat di Kreta. Hal ini dikarenakan jemaat yang belum sepenuhnya kokoh ini membutuhkan seorang contoh untuk mereka teladani. Dari kriteria seorang penatua yang dideskripsikan oleh Paulus, maka ciri-ciri tersebut secara umum menggambarkan seorang yang dewasa secara mental dan rohani. Orang yang tak bercacat dan serius mencari Tuhan seperti inilah yang Paulus minta Titus angkat menjadi penatua agar dapat membantu mengurus jemaat di Kreta satu per satu.

Kemudian Paulus mengarahkan Titus agar ia mengajarkan doktrin yang benar menurut prinsip pengajaran Kristus. Dalam hal ini, doktrin yang Paulus minta ajarkan adalah doktrin mengenai peranan masing-masing peran dalam sebuah rumah tangga. Semua doktrin yang diajarkan ini haruslah berdasarkan anugerah Tuhan terlebih dahulu melalui pengorbananNya di kayu salib. Untuk menebus sebuah umatNya yang berapi-api untuk melakukan hal-hal baik menurut Kristus.

Paulus kemudian menutup surat ini dengan mengatakan kepada Titus untuk mengingatkan jemaat di Kreta akan diri mereka yang dulu juga bersama umat-umat Allah dulu, merupakan pendosa. Dulu yang merupakan pendosa kotor, kemudian oleh karena kasih dan anugerah Allah melalui AnakNya yang tunggal menyelamatkan umatNya. Yang mengubah hidup umatNya menjadi kudus dan berjalan di dalam terang. Melalui ingatan ini, Titus diminta Paulus untuk sadar diri dan lebih mengasihi lagi orang-orang yang hilang dari Tuhan tersebut.


Kiranya hidup ini yang berada di tengah badai kehidupan boleh terus memandang kepada Tuhan saja. Hanya dengan teguh beriman dan menyatakan iman kita melalui hidup kita, maka kita dapat terus dipakai dan berkenan bagi Tuhan. Dari sana hidup kita akan menjadi hidup yang berarti karena sudah melakukan pekerjaan untuk apa kita dicipta.


Comments