Selanjutnya dalam aspek berjalan dalan kebijaksanaan, Paulus
emngatakan hendaknya kita tidak minum anggur karena itu adalah sebuah
penyelewengan. Kemudian Paulus mengontraskan penyelewengan ini dengan kondisi
penuh dengan Roh Kudus. Apa hubungan kedua hal ini?
Poin sentuh antara kedua hal ini adalah pengendalian diri.
Minum anggur hingg terjadi penyelewengan menunjukkan bahwa seseorang tidak
dapat menjadi tuan atas dirinya sendiri dan mengendalikan dirinya. Sebaliknya,
kondisi penuh dengan Roh, melambangkan pengendalian diri yang didasari dengan
takut akan Allah. Tulisan buah Roh yang ditulis Paulus kepada jemaat di Galatia
mendukung hal ini karena salah satu rasa dari buah Roh yang disebutkan Paulus
di surat Galatia adalah pengendalian diri.
Pengendalian diri ini Paulus kategorikan sebagai hal yang
tidak bijak. Jadi jika kita hilang kendali diri, itu permasalahannya adalah
karena kita tidak bijak. Kebijasanaan dapat kita lihat dari bagaimana orang
membedakan baik dan buruk, lalu kemudian menjalankan yang baik dan meninggalkan
yang buruk. Jadi dalam hal pengendalian diri, seluruhnya merupakan sebuah
keputusan. Apakah kita menyerah terhadap apapun yang menyebabkan kita hilang
kontrol akan diri kita? Ataukah kita bisa dengan bijak melihat permasalahan
yang ada dan memutuskan dengan keberanian untuk tidak menyerahkan diri kepada
si jahat?
Kiranya kita semua boleh meminta bijaksana yang sejati dari
Tuhan, agar kita lebih bijak untuk mengambil keputusan yang benar dalam
berbagai masalah. Sehingga kita tidak perlu untuk kehilangan kontrol akan diri
kita.
Comments
Post a Comment