Bagian selanjutnya dari bagian ini adalah bagian yang
mengkomplemen bagian yang dibahas sebelumnya. Jika bagian sebelumnya membahas
mengenai apa yang harus dilakukan istri, maka sekarang giliran suami. Paulus
mengatakan hendaknya suami mengasihi istri mereka seperti Kristus mengasihi
gereja.
Kewajiban yang dituntut untuk para suami kembali mengacu
pada tipologi hubungan Kristus dengan gereja. Suami berkewajiban untuk mengasihi
istrinya terlepas dari apa yang terjadi atau apa yang dilakukan sang istri. Mengasihi disini
merupakan kasih yang sama seperti yang sebelumnya dibahas, kasih Agape. Bukan
sekedar kasih untuk berhubungan intim (eros) yang dibicarakan disini, namun
kasih yang seperti Tuhan mengasihi gerejaNya.
Salah satu ciri khas dari kasih Agape adalah kasih yang rela
berkorban tanpa syarat. Seperti Yesus yang rela mati bagi gerejanya,
begitupulalah seorang suami harus berkorban demi istrinya. Jika melihat
tanggung jawab seorang suami sebagai tulang punggung keluarga, maka suami
haruslah bekerja keras untuk keluarganya. Jika seorang suami keberatan untuk
berkorban, sangatlah mungkin bahwa ia tidak mengasihi istrinya.
Jika kasih Agape dari suami kepada istri digabung dengan
hormat dan ketaatan istri kepada suami, maka dapat terbentuklah keluarga yang
bertumbuh dan memuliakan Tuhan. Karena istri tidak akan segan untuk taat dan
percaya kepada seorang suami yang menyayanginya seperti Kristus menyayang
gerejaNya. Sebaliknya, seorang suami juga tidak akan kesulitan untuk mengasihi
istri yang taat dan tidak memberontak kepada dirinya. Dari relasi ini yang
berdasarkan kepada takut akan Allah, dapat dibangun keluarga yang sehat dan
memuliakan Tuhan kita.
Kiranya kasih yang sudah kita terima dari Allah boleh kita
salurkan kepada pasangan kita dalam bentuk ketaatan dan rela berkorban, supaya
hubungan kita dengan pasangan kita boleh menjadi persembahan yang harum bagi Allah.
Comments
Post a Comment