Kolose 1:3-14 part 6


Paulus kembali melanjutkan harapan terdalamnya, agar jemaat di Kolose boleh diperkuat oleh kekuatan Allah sendiri yang mulia untuk dapat bertahan dan bersukacita serta mengucap     syukur kepada Allah Bapa yang telah memilih kita sejak dunia belum dijadikan untuk mengambil bagian dalam pewarisan orang-orang kudus dalam terang.

Kekuatan adalah hal yang sangat menjadi factor yang mendeifinisikan orang pada zaman itu. Oleh sebab itu, orang-orang Romawi banyak yang mencari-dewa-dewi untuk memperkuat kekuatan mereka. Namun Paulus mengahrapakan kekuatan lain, yang bukan untuk diri, namun untuk boleh memuliakan Tuhan. Pertanyaan yang harus kita renungkan adalah, “untuk apa saya meminta sesuatu kepada Tuhan?”

Kita pasti sering meminta sesuatu kepada Tuhan dalam doa kita. Mulai dari kesehatan, kelancaran, penyertaan sampai ke pelayanan kemungkinan besar pernah kita minta kepada Tuhan. Namun mari kita melihat sekali lagi, untuk apa kita meminta hal tersebut. Untuk apa kita meminta kesehatan? Untuk apa kita meminta kelancaran? Bahkan motivasi kita untuk meminta penyertaan pun mungkin berpusat pada diri kita sendiri.

Alkitab mengajarkan kita, agar kita boleh menyelaraskan apa yang kita inginkan dengan apa yang Tuhan inginkan. Barulah setelah itu, doa kita pasti dikabulkan oleh Tuhan. Namun hal ini merupakan tantangan yang berat bagi setiap orang Kristen. Setiap saat kita harus menilik diri kita, apakah hidup kita sudah mengarah kepada Tuhan? Jika belum kita harus segera mengoreksi hidup kita agar boleh kembali ke jalan yang benar.

Kiranya hidup kita boleh menjadi hidup yang Theosentris, dimana Tuhan yang menjadi inti dari hidup kita. Supaya segala apa yang kita lakukan, termasuk berdoa, memiliki motivasi yang kudus dan boleh menjadi pernyataan kasih kita terhadap Tuhan.

Gambar diambil dari: http://www.theocentric.com/assets/leprosy.jpg

Comments