Pada ayat terakhir dari perikop
ini, Paulus menyatakan kesatuan hati gereja dalam invisible church. Paulus menyatakan walaupun ia tidak bersama
dengan jemaat Kolose secara fisik, namun dalam roh ia bersatu, bersukacita
melihat keteraturan dan keteguhan jemaat Kolose dalam Kristus.
Hal ini menekankan akan kesatuan
seluruh umat Kristen di dunia terletak pada Roh. Seluruh orang percaya yang
dipilih Tuhan memiliki Roh yang sama, yaitu Roh Kudus. Hal ini memberikan
hubungan batin tanpa kontak langsung sekalipun. Jemaat Tuhan dapat berbagi
sukacita dan dukacita melalui Roh ini. Hal ini yang mendasari konsep invisible chuch. Ada persekutuan umat
percaya atau gereja yang tidak terlihat dan tidak terbatasi oleh sekadar tempat
saja.
Ini kembali mengingatkan kita bahwa
gereja tidak hanya disatukan oleh hubungan yang terlihat saja. Gereja memiliki
ikatan yang jauh lebih kuat dari sekadar ikatan yang terlihat. Hal ini yang
membuat Paulus dapat berbagi sukacita dengan jemaat di Kolose. Dalam konteks
jemaat Kolose, Paulus berarti sadar akan ikatan ini bahkan dengan jemaat yang
belum pernah ia temui sebelumnya. Hanay dengan ia mendengar bahwa ada
sekelompok orang yang memiliki iman yang sama, Paulus dapat begitu intim dengan
mereka.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita
sudah bersatu dalam gereja yang tidak terlihat ini? Mungkin tidak mudah bagi
kita untuk memikirkan yang kita tidak pernah temui. Bagaimana dengan
orang-orang di gereja lokal kita? Apakah kita sudah mengasihi mereka seperti
yang Tuhan kehendaki?
Mari kita semua lebih peduli dan
mengasihi sesama kita. Mulai dari mereka yang ada di gereja lokal kita, lalu
kemudian kepada orang-orang yang jauh di Negara lain, orang-orang percaya yang
sedang dalam pencobaan. Kiranya kita boleh mempraktekkan kasih Tuhan kepada
kita terhadap mereka semua.
Gambar diambil dari: http://tithing.com/wp-content/uploads/2008/08/invisible-church-health-car.jpg
Comments
Post a Comment