Relasi antar sesama dalam rumah tangga terakhir yang dibahas
Paulus adalah relasi antara seorang hamba dan tuannya. Paulus menyatakan bahwa
sebagai seorang hamba, hendaklah hamba taat kepada tuan mereka di dunia ini dan
mengerjakan segala sesuatu bukan karena sekadar suruhan atau karena ingin
menyenangkan manusia, namun karena ingin menyenangkan hati Tuhan saja.
Lakukanlah setiap pekerjaan dengan tulus seperti tidak melakukannya untuk
manusia namun untuk Tuhan kita Yesus. Sedangkan sebagai tuan, Paulus
merangkumnya dengan menyatakan agar para tuan memperlakukan hamba mereka dengan
adil karena sadar bahwa kita mempunyai Tuan juga di Sorga.
Paulus banyak menjelaskan mengenai bagaimana sikap hamba
seharusnya karena banyak hamba atau budak pada zaman itu, bekerja kepada tuan
mereka dengan terpaksa. Kebanyakan dari budak adalah karena kalah dari perang,
maka wajar jika sebagian besar budak bekerja dengan terpaksa. Maka Paulus
menjelaskan dengan jelas bahwa sebagai hamba kita juga harus taat kepada tuan
kita di dunia sebagai wujud pernyataan ketaatan kita kepada Tuhan. Selain itu
karena kita tunduk kepada Tuhan, maka kita tidak bisa bekerja asal-asalan saja.
Kita harus membawa takut akan Allah dalam kerja kita yang dijelaskan Paulus
sebagai bagai bekerja bagi Tuhan.
Paulus justru tidak banyak berkata-kata mengenai bagaimana
bersikap sebagai seorang tuan. Paulus hanya merangkum seluruh bagaimana menjadi
seorang tuan yang benar dalam satu poin, perlakukanlah hambamu dengan adil.
Alasannya adalah sederhana, karena kita juga memiliki Tuan di Sorga. Dengan
pernyataan sederhana ini, Paulus langsung mengingatkan para tuan yang memiliki
hamba di Kolose agar memperlakukan hamba mereka dengan adil sama seperti Tuhan
telah memperlakukan mereka dengan adil.
Relasi ketiga ini juga merupakan relasi yang sudah rusak
pada zaman ini. Pada zaman surat ini ditulis, mungkin para hamba ditekan oleh
tuan mereka karena status mereka yang adalah tawanan perang. Pada zaman ini,
para hamba ditawan oleh tuan mereka dengan uang. Karena sang tuan memiliki uang
maka ia dapat bertindak sesuka hatinya terhadap hambanya dan sang hamba
terpaksa patuh karena membutuhkan uang. Hal ini telah menjadi hal yang rusak
jauh dari gambaran Paulus. Sebagai orang Kristen yang mengikut jejak Kristus,
kita harus menebus relasi kita dengan bawahan maupun atasan kita. Kita harus
berelasi dengan benar karena kita menjadi representasi Allah dalam kehidupan
ini.
Kiranya kita semua menjadi orang Kristen yang berelasi benar
dengan sesama kita. Agar dalam setiap relasi yang kita lakukan, kemuliaan
Kristus boleh dinyatakan.
Gambar diambil dari: http://ubdavid.org/bibleexploration/light-old-testament/graphics/6-4_bond-servant.jpg
Comments
Post a Comment