Perikop ini kembali dilanjutkan oleh Paulus dengan
menyatakan bahwa ada sebuah alasan mengapa Onesimus harus lari dari Filemon dan
akhirnya kembali lagi. Paulus menyatakan bahwa memang mungkin Onesimus harus
berpisah dari Filemon untuk dapat bersatu kembali selamanya. Namun bukan
sebagai budak lagi, sebagai saudara seiman dalam Kristus. Paulus juga dapat
peka mengerti bahwa Onesimus akan menjadi seseorang yang berharga lebih bagi
Filemon daripada bahkan untuk dirinya sendiri.
Rencana Tuhan akan nasib Onesimus begitu unik. Onesimus diijinkan
Tuhan untuk berdosa dengan mencuri milik Filemon. Namun ternyata setelah ia
kabur dari Filemon, ia justru bertemu Paulus dan bertobat karena Injil yang
disampaikan Paulus. Dari sana Paulus menyuruhnya untuk kembali ke sisi Filemon
untuk menjadi berkat bagi seluruh isi rumah Filemon dan jemaat yang lain di
sekitar Kolose. Hal ini menunjukkan kedaulatan Allah akan bagaimana Dia memakai
Onesimus agar menjadi berkat bagi banyak orang.
Kita sering sekali mempertanyakan nasib kita. Bahkan sampai
tidak hanya bertanya ke Tuhan, namun ke pihak-pihak lain. Orang begitu
penasaran akan apa yang akan terjadi kepada dirinya. Hal ini yang menyebabkan
ramalan, horoscope dan jimat begitu dicari oleh orang-orang. Orang-orang
tersebut ingin sekali memiliki hidup yang terjamin. Kita, sebagai anak-anak
Tuhan memiliki jaminan yang paling terpercaya.
Tuhan sendiri yang menjanjikan bahwa Dia akan setia berjalan
bersama dengan umatNya yang setia mencari diriNya. Kadang bahkan Tuhan memakai
dosa dalam hidup kita untuk dapat menjadi salah satu dari rangkaian rencanaNya
yang indah, seperti apa yang terjadi pada Onesimus. Kita sering sekali terjebak
dalam frustasi karena telah melakukan dosa dalam hidup ini. Merasa bahwa dunia
sudah tidak ada harapan lagi. Semua itu adalah tipuan dari setan yang terus
menimbulkan rasa bersalah dalam hati kita. Jika memang kita merasa menyesal
melakuakn dosa tersebut, BERTOBATLAH! Karena Ia adalah Allah yang setia dan
adil (1 Yoh 1:9). Tanpa pertobatan tidak aka nada pengampunan yang sejati. Dia
boleh saja Allah yang Mahakasih, namun juga adalah Allah yang Mahaadil.
Mari kita seperti Onesimus, bertobat dan kembali berjalan di
jalan yang benar. Agar hidup kita yang tampak begitu kotor, dapat dipakai oleh
Tuhan menjadi hidup yang berbuah dan menyukakan hatiNya.
Comments
Post a Comment