Selama empat hari lamanya kutinggalkan tanah Indonesia untuk
berlibur ke negeri gajah putih. Kali ini benar-benar liburan yang tak
terelakkan lagi. Harus kukorbankan ibadah peringatan kematian Kristus dan
kebangkitan Kristus. Kedua peristiwa ini melambangkan dua hal yang sangat penting
dalam kekristenan. Namun kali ini harus kulewatkan untuk acara keluarga yang
ujung-ujungnya membawa sebuah pencerahan baru tersendiri.
Seri pencerahan ini dimulai dari ketika dalam pesawat menuju
ke Negara tujuan, kutonton film yang banyak orang katakan bagus namun belum
kutonton; The Life of Pi. Secara
singkat film ini menceritakan kehidupan seseorang yang berasal dari India dan
tinggal di sebuah kompleks kebun binatang. Orang yang dipanggil Pi ini harus
pergi bersama keluarganya dari India ke Canada. Di tengah perjalanan
menggunakan kapal, terjadi badai dan kapal tenggelam sedangkan Pi terdampar di
sebuah sekoci bersama beberapa binatang yang pada akhirnya berhasil selamat
sebagai satu-satunya orang yang selamat dari insiden tersebut.
Kisah The Life of Pi
tidak membawa kesan apa-apa pada awalnya, namun beberapa hari kemudian, ketika
sedang membaca ulang bagian Alkitab mengenai akhir hidup Kristus, disitu ada
sebuah kata yang yang muncul di benakku: kasih. Ketika kata ini muncul, aku
teringat sebuah bagian dari film The Life
of Pi. Pi menganut tiga agama: Hindu, Katolik dan Islam. Hindu dianutnya
karena dari kecil ia diberikan ajaran dan cerita mengenai dewa-dewi Hindu oleh
orang tuanya. Ia menganut Islam karena terkesan dengan konsep sholat dan daerah
suci mereka. Sedangkan Ia menganut Katolik karena terkesan dengan kasih Kristus
yang rela mati demi menebus dosa umat manusia. Pi mengatakan bahwa ia mengenal
kasih Tuhan melalui Kristus.
Dari sini ada sebuah insight
yang membuatku merenung mengenai kasih. Sebagai seorang pribadi, Kristus
menjadi simbol kasih yang sejati. Bahkan orang-orang yang tidak percaya
kepadaNya sebagai juru selamat umat manusia pun banyak yang mengakui bahwa
Kristus adalah pribadi yang menunjukkan kasih. Hal ini diturunkan kepada
orang-orang yang percaya kepada Kristus sebagai juru selamat. Umat Kristen
memiliki gambar dan rupa Kristus sebagai Tuhan yang ikut mencipta manusia. Hal
ini termasuk kasih di dalamnya. Dunia pun melihat kasih sebagai ciri orang
Kristen. Walau pada zaman ini banyak yang sudah mengacaukan relasi antara kasih
dan Kristen, namun ini tetap seharusnya menjadi ciri kita umat Kristen.
Mahatma Gandhi pernah mengatakan bahwa ia menyukai Kristus,
tapi ia tidak menyukai orang Kristen. Hal ini dapat terjadi karena adanya
perbedaan antara Kristus sebagai sumber terang dan kita yang seharusnya
merefleksikan terang tersebut dalam kasih kepada sesama. Kita umat Kristen
banyak yang sudah tidak lagi memiliki ciri-ciri sebagai orang Kristen lagi.
Mungkin masih ada yang mencoba dan gagal, sedangkan yang lainnya mungkin memang
s udah tidak peduli akan ciri-ciri ini lagi.
Kristus sendiri dalam Alkitab menyatakan bahwa kasih adalah
hukum yang terutama (Matius 22:37-40). Namun kita banyak kali gagal menyatakan
hukum yang terutama ini. Hal ini sebenarnya wajar terjadi karena kita semua
telah jatuh dalam dosa dan kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23). Tapi jika
kita kembali mengingat peristiwa Jumat agung dan paskah, Kristus telah mati
bersama hidup kita yang lama dan bangkit kembali sebagai pernyataan
kemenanganNya atas maut yang bersamaan dengan itu ikut membangkitkan kita dalam
hidup yang baru juga! Kematian dan kebangkitanNya menjadi akhir dari
keputusasaan kita yang gagal terus dalam dosa!
Kita yang dulu tidak mampu, telah dimampukanNya dalam dua
peristiwa besar ini. Tinggal pertanyaannya adalah, ”Apakah kita mau?” Sering
kali dosa masi tampak menarik bagi kita. Sering kali kita tetap memilih hidup
yang berkubang dalam dosa. Menurut John Owen, seorang puritan, Roh Kudus tidak
akan bekerja melawan kehendak kita. Ia akan memanggil kita, namun tidak memaksa
kita. Jadi kuncinya adalah pada kita. Apakah kita mau untuk merefleksikan kasih
Tuhan yang sebelumnya sudah kita dapatkan dan alami melalui karya keselamatan
Kristus?
Kita sebagai manusia seharusnya sadar, bahwa jauh di dalam
hati kita sudah ditanamkan hati yang mengasihi. Hati nurani ini yang membuat
orang SEHARUSNYA tidak membuang anak mereka. Hal ini juga yang SEHARUSNYA
membuat orang menghormati satu sama lain. Hal ini juga yang SEHARUSNYA
memampukan kita memaafkan orang yang bersalah kepada kita. Namun seiring dengan
jalannya waktu, kejahatan yang dilakukan iblis semakin menjadi-jadi. Hati kita
yang pada dasarnya memiliki kasih ini sudah dipolusi oleh dosa. Hal yang dahulu
tidaklah mungkin terjadi, sudah banyak terjadi sekarang ini. Orang membuang
anak mereka, saudara saling membunuh, pemerkosaan anak-anak di bawah umur dan
masih banyak hal lain yang terjadi.
Satu-satunya cara untuk memenuhi peran kita sebagai garam
(Matius 5:13), adalah untuk kembali memandang salib dan kebangkitanNya dengan
hati yang sungguh. Bertobat kembali dan mengikutNya kemanapun Dia membawa kita.
Hanya dengan pertobatan yang sungguh lah, kita dapat kembali merefleksikan
kasih Kristus yang dikenal orang-orang banyak tersebut. Dengan inilah kita
dapat memiliki kasih yang sejati tersebut. Seluruh orang di dunia memiliki
kerinduan untuk merasakan kasih yang sejati karena memang manusia dicipta untuk
merefleksikan kasih Allah dan hanya kita orang Kristen yang menjadi duta besar
Kerajaan Allah di dunia ini untuk menawarkan kasih yang sejati ini.
Mari kita semua bertobat, kembali ke jalan yang benar,
mengikuti Kristus kemanapun sehingga terang kasihNya dapat kita refleksikan
kembali kepada banyak orang lain. Sehingga mereka dapat mengenal kasih yang
sejati dan boleh ikut merasakan kasih Kristus seperti yang Ia karuniakan kepada
kita umatNya. Kiranya kita semua orang Kristen boleh membangun kembali relasi
kasih dan kekristenan, sehingga orang dapat melihat kasih dari setiap orang
Kristen yang sejati.
Gambar diambil dari: http://christiansread.files.wordpress.com/2013/03/easter-desktop-wallpapers-07.jpg
Good reflection vid.., I just realize that the more I forget God's love, the more I can't love others.
ReplyDeleteThanks Nibe :)
ReplyDeleteMay this be blessing for you and others.
Shalom bapak, ibu dan saudara/i yang dikasihi oleh Tuhan. Apakah ada diantara bapak, ibu maupun saudara/i yang pernah mendengar tentang Shema Yisrael dan V'ahavta? Kalimat pernyataan keesaan YHWH ( Adonai/ Hashem ) dan perintah untuk mengasihiNya yang dapat kita temukan dalam Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 6 yang juga pernah dikutip oleh Yeshua/ ישוע/ Yesus di dalam Injil khususnya dalam Markus 12 : 29 - 31, sementara perintah untuk mengasihi sesama manusia dapat kita temukan dalam Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18. Mari kita pelajari cara membacanya satu-persatu seperti yang akan dijabarkan di bawah ini :
ReplyDeleteUlangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 6, " שְׁמַ֖ע יִשְׂרָאֵ֑ל יְהֹוָ֥ה אֱלֹהֵ֖ינוּ יְהֹוָ֥ה ׀ אֶחָֽד׃. וְאָ֣הַבְתָּ֔ אֵ֖ת יְהֹוָ֣ה אֱלֹהֶ֑יךָ בְּכׇל־לְבָבְךָ֥ וּבְכׇל־נַפְשְׁךָ֖ וּבְכׇל־מְאֹדֶֽךָ׃. "
Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " Shema Yisrael! YHWH [ Adonai ] Eloheinu, YHWH [ Adonai ] ekhad. V'ahavta e YHWH [ Adonai ] Eloheikha bekol levavkha uvkol nafshekha uvkol me'odekha
Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18, " וְאָֽהַבְתָּ֥ לְרֵעֲךָ֖ כָּמ֑וֹךָ. "
Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " V'ahavta l'reakha kamokha "
Untuk artinya dapat dilihat pada Alkitab LAI.
Diucapkan juga kalimat berkat seperti ini setelah diucapkannya Shema
" . בָּרוּךְ שֵׁם כְּבוֹד מַלְכוּתוֹ לְעוֹלָם וָעֶד. "
( Barukh Shem kevod malkuto, le'olam va'ed, artinya Diberkatilah Nama yang mulia, KerajaanNya untuk selamanya )
🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜✍🏼🕯️❤️🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🕍✝️🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🦁🦅🐂🐏🐑🐎🦌🐪🕊️🐍₪🇮🇱