Kali ini saya ingin sedikit membagikan sebuah pengalaman
yang menarik yang saya dapat ketika menonton film animasi Despicable Me yang
pertama. Tentu banyak dari pembaca sudah tidak lagi asing dengan film animasi
ini karena ini bukanlah film yang baru. Film ini bercerita mengenai seorang
penjahat yang berusaha membuktikan dirinya sebagai penjahat terbaik. Demi
menjadi yang terbaik, ia memiliki rencana untuk mencuri bulan. Di tengah
usahanya, ia awalnya ingin memperalat tiga anak kecil yatim piatu untuk
tujuannya tersebut. Namun pada akhirnya si penjahat bernama Gru ini akhirnya
menyadari sesuatu yang lebih penting dari menjadi penjahat nomor satu. Ketika
menonton film yang jenaka ini, saya tergerak melihat ujung akhir dari film ini.
Bagaimana sang penjahat dilunakkan oleh tiga anak kecil yang polos ini
mengingatkan saya kepada kehidupan kita sebagai manusia berdosa.
Kita sebagai manusia berdosa sering sekali memiliki ambisi
pribadi yang begitu besar. Sering kali kita menginginkan hal tersebut hingga
rela melakukan apapun untuk mencapai ambisi tersebut. Bahkan kita sering
meminta kepada Tuhan untuk memberkati kita demi tujuan itu tercapai, bukan demi
kemuliaanNya dinyatakan. Secar tidak langsung tindakan seperti ini adalah
tindakan memperalat Allah untuk kepentingan kita. Kita semua pasti sering
melakukannya tanpa disadari.
Namun, Allah kita Tritunggal yang secara kebetulan
dilambangkan oleh tiga anak kecil ini, begitu baik dan mengasihi kita. Ketika
kita menghina Allah dan tidak menghormatiNya, namun Allah tetap mengasihi kita.
Kasih dari Allah dan merupakan pribadi Allah sendiri ini begitu besar sehingga
pada suatu titik tertentu kita akan merasakan betapa besar kasih Allah kepada
kita. Anugerah kasih yang melimpah dari Allah kepada kita manusia berdosa ini
disebut oleh Johanes Calvin sebagai irresistible
grace atau anugerah yang tidak dapat ditolak.
Kemudian seiring dengan kita semakin membuka diri dan
mengenal Allah melalui penyataan diriNya kepada kita, kita akan semakin mengasihi
Dia juga sebagai refleksi kembali kasihNya. Sampai suatu titik bahwa kita akan
lupa akan ambisi kita yang penuh dengan keegoisan kita pada awalnya dan semakin
tertarik kepada Allah saja.
Mungkin kita akan terpengaruh oleh lingkungan kita untuk
menjadi yang terbaik seperti yang diinginkan Gru pada awalnya. Kita akan
berusaha sedemikian rupa agar orang lain mengakui kita sebagai manusia. Namun
kita melupakan sebuah dimensi lain dimana Allah sebagai pencipta kitamengasihi
kita. Ketika kita melupakan impian kita yang egois dan mendekat kepada Tuhan,
kita bukannya akan semakin rendah karena tidak mencapai impian tersebut.
Mungkin bagi orang lain yang tidak mengenal kita, mereka akan mengolok-olok kita.
Namun, seperti ibu dari Gru yang selama ini sang ibu tidak pernah mengakui Gru melalui
usaha-usaha jahatnya, ia kemudian memuji Gru sebagai orang tua yang baik karena
dapat merawat tiga anak ini. Ini menjadi sebuah penghiburan bagi kita, karena
yang akan memuji kita nanti bukanlah manusia, namun Allah sendiri yang akan
berkenan kepada hidup kita karena sudah melakukan tugas yang Ia berikan pada
kita di dunia ini; memuliakan diriNya.
Kiranya kita semua boleh melihat kasih Allah yang begitu
besar pada kita manusia berdosa, sehingga kita boleh meminta kepadaNya untuk
dapat lebih mengasihiNya. Agar konsep nilai mana yang berharga pada hidup kita
boleh kembali ke kondisi yang benar dan kita dapat mengejar mana yang berharga
dan meninggalkan apa yang tidak.
Gambar diambil dari: http://wpb.org/wp-content/uploads/sites/31/2012/05/despicable_me_2.jpg
Comments
Post a Comment